Unsur Layak Berita

Berita Harus Akurat
Wartawan harus memiliki kehati-hatian yang sangat tinggi dalam melakukan pekerjaannya mengingat dampak luas yang ditimbulkan oleh berita yang dibuat. Kehati-hatian dimulai dari kecermatannya terhadapejaan nama, angka, tanggal dan usia serta disiplin diri untuk senantiasa melakukan periksa-ulang atu keterangan dan fakta yang ditemuinya.

Tentang betapa pentingnya akurasi ini dalam berita, Joseph Putlizer, tidak lama setelah ia pensiun sebagai pemimpin  redaksi New York World, mengatakan antara lain: “It is not enough to refrain from publishing fake news; it is notenough to avoid the mistakes which arise from the ignorance, the carelessness, the stupidityof one or more of the many men who handle the news. You have got to make everyone connected with the paper – your editors, your reporters, your correspondents, your rewrite men, your proofreaders- believe that accuracy is to a newspaper what virtue is to a woman.”

Sebagai wartawan buatlah catatan-catatan yang dapat dibaca tentang setiap fakta (jangan mengandalkan ingatan yang jarang akurat), terutama tentang detil-detil spesifik seperti nama, usia, tanggal, waktu, dan alamat. Jangan menganggap remeh hal-hal tersebut. Seperti juga skeptisisme, kewaspadaan yang disertai kesabaran memerlukan pemeriksaan-ganda. Skeptisisme artinya bahwa kisah yang dikliping dari koran pagi sebagai tip untuk pemberitaan sore harus dijamain oleh sumber yang dapat dipercaya. 

Seorang wartawan yang baik adalah apabila ia senantia menyangsikan kebenaran yang didengar dan dilihatnya, sehingga dalam dirinya selalu tertanam kewaspadaan untuk berhati-hati dan bersikap cermat. Tidak jarang seorang wartawan menjumpai orang (nara sumber) yang mengetahui jawaban suatu masalah, tetapi tidak mau mengatakannya secara akurat atau karena sesuatu alasan ia tidak mau mengatakannya secara cermat.

Berita Harus Lengkap, Adil dan Berimbang
Bagi seorang wartawan, untuk menyusun sebuah laporan atau tulisan yang adil dan berimbang tidaklah sesulit memelihara objektivitas, yang dimaksud dengan sikap adil dan berimbang adalah seorang wartawan harus melaporkan apa yang sesungguhnya terjadi.

Unsur adil dan berimbang dalam berita mungkin sama sulitnya untuk dicapai seperti juga keakuratan dalam menyajikan fakta. Selaku wakil dari pembaca atau pendengar berita, seorang wartawan harus senantiasa berusaha untuk menempatkan setiap fakta atau kumpulan fakta-fakta menurut proporsinya yang wajar, untuk mengaitkannya secara berarti dengan unsur-unsur lain, dan untuk membangun segi pentingnya dengan berita secara keseluruhan.

Berita Harus Objektif
Selain harus memiliki ketepatan (akurasi) dan kecepatan dalam bekerja, seorang wartawan dituntut untuk bersikap objektif dalam menulis. Dengan sikap objektifnya, berita yang ia buat pun akan objektif, artinya berita yang dibuat itu selaras dengan kenyataan, tidak berat sebelah, bebas dari prasangka.

Dalam pengertian objektif ini, termasuk pula keharusan wartawan menulis dalam konteks peristiwa secara keseluruhan, tidak dipotong-potong oleh kecenderungan subjektif. Lawan objektif adalah subjektif, yaitu sikap yang diwarnai oleh prasangka pribadi. Memang ada beberapa karya jurnalistik yang lebih persuasive, artinya ada sikap subjektif di dalamnya, dan objektivitasnya agak kendur, misalnya dalam tulisan editorial atau komentar.

Berita Harus Ringkas dan Jelas

Dengan menulis ringkas, jelas dan sederhana, anda tidak perlu takut dikatakan tidak punya gaya. Ingat, pujangga besar Ernest Hemingway lewat cerpennya The Snow of Kilimanjaro yang juga telah difilmkan, dan cerpennya yang lain, The Killers memiliki alur gerak dinamik yang tumbuh dari gaya jurnalistiknya, yaitu kepandaiannya bertutur yang ringkas dan intens maupun cara bertuturnya yang saling susul itu. 

Penulisan berita yang efektif memberikan efek mengalir; ia memiliki warna alami tanpa berelok-elok atau tanpa kepandaian bertutur yang berlebihan. Ia ringkas, terarah, tepat, menggugah. Inilah kandungan-kandungan kualitas yang harus dikejar oleh setiap penulis.

Berita Harus Hangat
Penekanan pada konteks waktu dalam berita kini dianggap sebagai hal biasa. Konsumen berita tidak pernah mempertanyakan hal itu. Dunia bergerak dengan cepat, dan penghuninya tahu belaka bahwa mereka harus berlari, bukan berjalan, untuk mengikuti kecepatan geraknya. Peristiwa-peristiwa bersifat tidak kekal, dan apa yang nampak benar hari ini belum tentu benar esok hari, karena konsumen berita menginginkan informasi segar, informasi hangat, kebanyakan berita berisi laporan peristiwa-peristiwa “hari ini” (dalam harian sore), atau paling lama, “tadi malam” atau “kemarin” (dalam harian pagi).




Sumber: Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. 2005. Jurnalistik, Teori dan Praktik. Bandung: Rosda.

0 komentar :: Unsur Layak Berita

Posting Komentar